Gambar Wayang: Wayang Mahabharata 2


Di India ditemukan dua versi utama Mahabharata dalam bahasa Sanskerta yang agak berbeda satu sama lain. Kedua versi ini disebut dengan istilah "Versi Utara" dan "Versi Selatan". Biasanya versi utara dianggap lebih dekat dengan versi yang tertua.



Mahābhārata merupakan kisah epik yang terbagi menjadi delapan belas kitab atau sering disebut Astadasaparwa. Rangkaian kitab menceritakan kronologi peristiwa dalam kisah Mahābhārata, yakni semenjak kisah para leluhur Pandawa dan Korawa (Yayati, Yadu, Puru, Kuru, Duswanta, Sakuntala, Bharata) sampai kisah diterimanya Pandawa di surga.

Daftar Kitab
Nama kitabKeterangan
AdiparwaKitab Adiparwa berisi berbagai cerita yang bernafaskan Hindu, seperti misalnya kisah pemutaran Mandaragiri, kisah Bagawan Dhomya yang menguji ketiga muridnya, kisah para leluhur Pandawa dan Korawa, kisah kelahiran Rsi Byasa, kisah masa kanak-kanak Pandawa dan Korawa, kisah tewasnya rakshasa Hidimba di tangan Bhimasena, dan kisah Arjuna mendapatkan Dropadi.
SabhaparwaKitab Sabhaparwa berisi kisah pertemuan Pandawa dan Korawa di sebuah balairung untuk main judi, atas rencana Duryodana. Karena usaha licik Sangkuni, permainan dimenangkan selama dua kali oleh Korawa sehingga sesuai perjanjian, Pandawa harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun dan setelah itu melalui masa penyamaran selama 1 tahun.
WanaparwaKitab Wanaparwa berisi kisah Pandawa selama masa 12 tahun pengasingan diri di hutan. Dalam kitab tersebut juga diceritakan kisah Arjuna yang bertapa di gunung Himalaya untuk memperoleh senjata sakti. Kisah Arjuna tersebut menjadi bahan cerita Arjunawiwaha.
WirataparwaKitab Wirataparwa berisi kisah masa satu tahun penyamaran Pandawa di Kerajaan Wirata setelah mengalami pengasingan selama 12 tahun. Yudistira menyamar sebagai ahli agama, Bhima sebagai juru masak, Arjuna sebagai guru tari, Nakula sebagai penjinak kuda, Sahadewa sebagai pengembala, dan Dropadi sebagai penata rias.
UdyogaparwaKitab Udyogaparwa berisi kisah tentang persiapan perang keluarga Bharata (Bharatayuddha). Kresna yang bertindak sebagai juru damai gagal merundingkan perdamaian dengan Korawa. Pandawa dan Korawa mencari sekutu sebanyak-banyaknya di penjuru Bharatawarsha, dan hampir seluruh Kerajaan India Kuno terbagi menjadi dua kelompok.
BhismaparwaKitab Bhismaparwa merupakan kitab awal yang menceritakan tentang pertempuran di Kurukshetra. Dalam beberapa bagiannya terselip suatu percakapan suci antara Kresna dan Arjuna menjelang perang berlangsung. Percakapan tersebut dikenal sebagai kitab Bhagavad Gītā. Dalam kitab Bhismaparwa juga diceritakan gugurnya Resi Bhisma pada hari kesepuluh karena usaha Arjuna yang dibantu oleh Srikandi.
DronaparwaKitab Dronaparwa menceritakan kisah pengangkatan Bagawan Drona sebagai panglima perang Korawa. Drona berusaha menangkap Yudistira, namun gagal. Drona gugur di medan perang karena dipenggal oleh Drestadyumna ketika ia sedang tertunduk lemas mendengar kabar yang menceritakan kematian anaknya, Aswatama. Dalam kitab tersebut juga diceritakan kisah gugurnya Abimanyu dan Gatotkaca.
KarnaparwaKitab Karnaparwa menceritakan kisah pengangkatan Karna sebagai panglima perang oleh Duryodana setelah gugurnya Bhisma, Drona, dan sekutunya yang lain. Dalam kitab tersebut diceritakan gugurnya Dursasana oleh Bhima. Salya menjadi kusir kereta Karna, kemudian terjadi pertengkaran antara mereka. Akhirnya, Karna gugur di tangan Arjuna dengan senjata Pasupati pada hari ke-17.
SalyaparwaKitab Salyaparwa berisi kisah pengangkatan Sang Salya sebagai panglima perang Korawa pada hari ke-18. Pada hari itu juga, Salya gugur di medan perang. Setelah ditinggal sekutu dan saudaranya, Duryodana menyesali perbuatannya dan hendak menghentikan pertikaian dengan para Pandawa. Hal itu menjadi ejekan para Pandawa sehingga Duryodana terpancing untuk berkelahi dengan Bhima. Dalam perkelahian tersebut, Duryodana gugur, tapi ia sempat mengangkat Aswatama sebagai panglima.
SauptikaparwaKitab Sauptikaparwa berisi kisah pembalasan dendam Aswatama kepada tentara Pandawa. Pada malam hari, ia bersama Kripa dan Kertawarma menyusup ke dalam kemah pasukan Pandawa dan membunuh banyak orang, kecuali para Pandawa. Setelah itu ia melarikan diri ke pertapaan Byasa. Keesokan harinya ia disusul oleh Pandawa dan terjadi perkelahian antara Aswatama dengan Arjuna. Byasa dan Kresna dapat menyelesaikan permasalahan itu. Akhirnya Aswatama menyesali perbuatannya dan menjadi pertapa.
StriparwaKitab Striparwa berisi kisah ratap tangis kaum wanita yang ditinggal oleh suami mereka di medan pertempuran. Yudistira menyelenggarakan upacara pembakaran jenazah bagi mereka yang gugur dan mempersembahkan air suci kepada leluhur. Pada hari itu pula Dewi Kunti menceritakan kelahiran Karna yang menjadi rahasia pribadinya.
SantiparwaKitab Santiparwa berisi kisah pertikaian batin Yudistira karena telah membunuh saudara-saudaranya di medan pertempuran. Akhirnya ia diberi wejangan suci oleh Rsi Byasa dan Sri Kresna. Mereka menjelaskan rahasia dan tujuan ajaran Hindu agar Yudistira dapat melaksanakan kewajibannya sebagai Raja.
AnusasanaparwaKitab Anusasanaparwa berisi kisah penyerahan diri Yudistira kepada Resi Bhisma untuk menerima ajarannya. Bhisma mengajarkan tentang ajaran Dharma, Artha, aturan tentang berbagai upacara, kewajiban seorang Raja, dan sebagainya. Akhirnya, Bhisma meninggalkan dunia dengan tenang.
AswamedhikaparwaKitab Aswamedhikaparwa berisi kisah pelaksanaan upacara Aswamedha oleh Raja Yudistira. Kitab tersebut juga menceritakan kisah pertempuran Arjuna dengan para Raja di dunia, kisah kelahiran Parikesit yang semula tewas dalam kandungan karena senjata sakti Aswatama, namun dihidupkan kembali oleh Sri Kresna.
AsramawasikaparwaKitab Asramawasikaparwa berisi kisah kepergian Drestarastra, Gandari, Kunti, Widura, dan Sanjaya ke tengah hutan, untuk meninggalkan dunia ramai. Mereka menyerahkan tahta sepenuhnya kepada Yudistira. Akhirnya Resi Narada datang membawa kabar bahwa mereka telah pergi ke surga karena dibakar oleh api sucinya sendiri.
MosalaparwaKitab Mosalaparwa menceritakan kemusnahan bangsa Wresni. Sri Kresna meninggalkan kerajaannya lalu pergi ke tengah hutan. Arjuna mengunjungi Dwarawati dan mendapati bahwa kota tersebut telah kosong. Atas nasihat Rsi Byasa, Pandawa dan Dropadi menempuh hidup “sanyasin” atau mengasingkan diri dan meninggalkan dunia fana.
MahaprastanikaparwaKitab Mahaprastanikaparwa menceritakan kisah perjalanan Pandawa dan Dropadi ke puncak gunung Himalaya, sementara tahta kerajaan diserahkan kepada Parikesit, cucu Arjuna. Dalam pengembaraannya, Dropadi dan para Pandawa (kecuali Yudistira), meninggal dalam perjalanan.
SwargarohanaparwaKitab Swargarohanaparwa menceritakan kisah Yudistira yang mencapai puncak gunung Himalaya dan dijemput untuk mencapai surga oleh Dewa Indra. Dalam perjalanannya, ia ditemani oleh seekor anjing yang sangat setia. Ia menolak masuk surga jika disuruh meninggalkan anjingnya sendirian. Si anjing menampakkan wujudnya yang sebenanrnya, yaitu Dewa Dharma.

Watak Tokoh Wayang Mahabharata:

BAMBANG IRAWAN

Dasa nama        : Prabu Gambiranom
Kasatriyane       : Parang Kencana
Rama                : Raden Janaka
Ibu                   : Dewi Ulupi
Sifat                 : Hambeg Paramarta, anjagi katentreman, wingit, jatmika
Kadigdayan        : Sekti mandraguna
Gaman              : Jemparing Kyai Sara
RADEN WISANGGENI

Kahyangan         : Trajulayaran
Rama                 : Raden Janaka
Ibu                    : Dewi Dersanala
Sifat                  : waskita ing ngethi, ngertos saderengipun winarah
Kadigdayan        : Sekti mandraguna
ABIMANYU

Dasa nama        : Angkawijaya, Jayamurcita, Wirabratama, Banjaransari, Jaka Pangalasan, Kirityatmaja, Partasuta
Kasatriyane        : Plongkowati
Sifat                  : Getapan ngajrihaken, sentosa ing tekad, alus budi
Kadigdayan         : Dhatan tedhas tapak paluning pandhe sisaning gurindha
Gaman               : Keris Kalandhah
PARIKESIT

Dasa nama        : Paripurna, Zdipayana, Mahabrata
Kasatriyane       : Astina
Rama                : Raden Abimanyu
Ibu                   : Dewi Utari
Garwa              : Dewi Puyangan, Dewi Gentang, Dewi Satap, Dewi Dangan
Sifat                : Hambeg Tanuhita, darmahita, samahita, sarahita, berbudi bawa leksana
Kadigdayan       : Sekti mandraguna
Gaman             : Pasopati, Pulanggeni
ABIYASA

Dasa nama        : Prabu Kresnadwipayana, Sutiknaprawa, Rancakaprawa
Nagari              : Ngastina
Pertapan            : Wukiretawu / Retawu
Rama                 : Resi Palasara / Begawan Palasara
Ibu                    : Dewi Durgandini
Garwa               : Dewi Ambika, Dewi Ambalika, Dewi Drati
Sifat               : Hambeg tanuhita, darmahitam sarahita, samahita, berbudi bawa leksana, adil paramarta
Kadigdayan        : Sekti madraguna, jayeng palugon
Gaman              : Pangrumpak jagad
BAMBANG ASWATAMA

Nama                : Menak Anggrosutam, Sang Aswatama, Aswatama
Nagari              : Pandhanyangan
Rama                : Resi Durna
Ibu                   : Dewi Wilutama
Sifat                 : Tatag, tangguh tanggon, radi licik
Gaman / Aji-aji : Gaman Cundhamanik / Sirep wwe putih
PRABU BALADEWA

Dasa nama         : Halayuda, wasi Jaaladara, Bandhol, Kusuma Walikita
Negara              : Mandura
Patih                 : Pragota lan Pabawa
Garwa               : Dewi Erawati
Sifat           : Tatag, tangguh, tanggon, brangasan, getapan mangang mara tangan, cengkiling, nabokan
Aji-aji               : Kumbala Geni
Gaman               : Alugra, Trogira, Nanggala, Gajah Kyai Puspadhenta
RESI BISMA

Dasa nama : Birawam, Ganggasuta, Dewabrata
Sipat         : Kiyat sanget
Aji-aji       : Swa candra marana (saged pejah awit kersanipun piyambak)
RESI DURNA

Dasa nama        : Barat Wajaputra, Barat Madyaputra, Sang Wipra, Bambang Kumbayana
Padhepokan       : Pertapan Sokalma
Rama                : Prabu Baratawaja
Ibu                   : Dewi Padmasari
Garwa               : Dewi Tilutama
Sifat                 : Kumalungkung, wengis, crewet
Kadigdayan        : Sekti mandraguna
Gaman / Aji-aji : Cundhamanik, Cis Wijayamunang / Angin Garudha
DEWI DRUPADI

Dasa nama : Dewi Kresna, Retna anjati
Rama         : Prabu Drupada
Ibu            : Dewi Gandawati
Garwa       : Puntadewa
Sifat         : Setya bekti dhumateng garwa
SRI KANDHI

Kasatriyane        : Pancala
Rama                 : Prabu Drupada
Ibu                    : Gandawati
Garwa               : Raden Harjuna
Sifat                 : Kesit samubarang tumindak, tatag, tangguh, tanggon
Kadigdayan        : Terampil ngginakaken jemparing
UTARA

Kasatriyane        : Ngririn Kurun
Rama                 : Prabu Matswapati
Ibu                    : Dewi Rekathawati
Sifat                 : Tatag, tangguh, tanggon dhateng sedaya pakarti
Kaigdayan         : Sekti mandraguna
WRATSANGKA

Dasa nama        : Wirasangka
Kasatriyane       : Cemaratunggal
Rama                : Prabu Matswapati
Ibu                   : Dewi Rekathawati
Sifat                 : Tatag, tangguh, tanggon dhateng sedaya pakarti
Kadigdayan        : Sekti mandraguna
RUPAKENCA

Kasatriyane        : Kencakapura
Rama                 : Begawan Palasara
Ibu                    : Dewi Durgandini
Sifat                 : Sumonggah sesongaran, sapa sira sapa ingsun, kaduk wani kurang deduga


Wayang Mahabharata



Share on Google Plus

About okokokokok

    Blogger Comment
    Facebook Comment