Oleh : Dr. Agus Priyatno, M.Sn - dosen seni rupa FBS Unimed.
Foto: wikimedia |
Kekayaan seni religius peradaban Barat sudah ada sejak zaman kuno, hingga modern. Seni religius terdapat pada kuburan bawah tanah (catacombs) yang dibangun sejak abad ke-2 zaman Kerajaan Romawi, hingga lukisan modern Salvador Dali yang beraliran surealisme.
Ajaran Islam di Barat sempat berkembang dan memberi corak pada seni dan arsitektur, namun setelah peritiwa perang salib (The Crusade) 1095-1291, perkembangan seni dan arsitektur Islam tidak banyak lagi di wilayah itu.
Seni religius merupakan bagian kebudayaan penting dan menonjol di Barat pada zaman Gotik (abad 12), hingga Rokoko (abad 18). Tema keagamaan merupakan mainstream seni yang diciptakan pada periode itu. Para seniman Gotik, Renaisans, Manerisme, Barok, hingga Rokoko mengekspresikan kejadian-kejadian tertulis dalam Kitab Injil, Taurat dan Zabur. Kisah para nabi sejak Penciptaan Adam (The Creation of Adam), hingga kisah Isa al Masih (Yesus Kristus) melakukan perjamuan (The Last Supper) diciptakan detil dan indah. Karya seni mereka masih ada hingga saat ini dan terkenal dari abad ke abad hingga penjuru dunia.
Karya seni religius banyak dikenal adalah karya Leonardo da Vinci, Perjamuan Terakhir (The Last Supper), duplikasi lukisan ini banyak dipajang di tempat peribadatan pemeluk ajaran Kristen, juga dipajang di dinding rumah mereka di seluruh dunia. Patung karya Michelangelo, Daud (David), Musa (Moses) dan Isa (Yesus) dalam pangkuan Perawan Suci Maria (patung Pieta) adalah karya paling dikenal di seluruh dunia. Patung-patung tersebut mengalami banyak duplikasi, duplikasinya dipajang di rumah-rumah atau tempat-tempat ibadah pemeluk ajaran Kristen.
Tidak hanya kisah para nabi, ajaran tentang surga, neraka dan pengadilan terakhir di akhirat juga dilukiskan oleh para seniman zaman itu. Pelukis Fra Angelico melukiskan surga sebagai tempat indah, damai dan memberi kenikmatan abadi. Neraka dilukiskan sebagai tempat buruk penuh hukuman dan penyiksaan. Pengadilan terakhir karyanya melukiskan kehidupan akhirat, manusia dihidupkan kembali dan diadili oleh Tuhan sesuai dengan perbuatannya di bumi. Peradaban Barat dibangun oleh nilai-nilai spiritualitas, rasionalitas, dan estetika.
Bangsa Barat tidak berbeda dengan bangsa Timur dalam hal keyakinan keagamaan. Seni dan agama menyatu dalam sebuah ekspresi. Bangunan peribadatan lebih indah dari istana. Hal itu menunjukkan, manusia menempatkan spiritualitas nilai-nilai keagamaan di atas masalah keduniawian. [ Sumber : Dr. Agus Priyatno, M.Sn ]
Blogger Comment
Facebook Comment